Mahmud Ahmadinejad ( Iran )
محمود احمدینژاد

Setelah dua tahun sebagai walikota Teheran, Ahmadinejad lalu terpilih sebagai presiden baru Iran. Tak lama setelah terpilih, pada 29 Juni 2005, sempat muncul tuduhan bahwa ia terlibat dalam krisis sandera
Iran pada tahun 1979.
Iran Focus mengklaim bahwa sebuah foto yang dikeluarkannya menunjukkan Ahmadinejad sedang berjalan menuntun para sandera dalam peristiwa tersebut, namun tuduhan ini tidak pernah dapat dibuktikan.
2.
Kim Jong-il (Korut)
김정일
Kim Jong-il telah menjabat sebagai pemimpin
Korea Utara (Korut) sejak
1994. Ia menggantikan ayahnya,
Kim Il-sung, yang telah memimpin Korut sejak
1948. Kim Jong-il diangkat menggunakan sistem di mana dialah satu-satunya calon pemimpin. Kim yang mendapat julukan
Dear Leader juga menjabat sebagai Ketua Komisi Pertahanan Nasional dan Sekretaris Jenderal
Partai Pekerja Korea. Ulang tahunnya dirayakan sebagai salah satu hari libur di Korut.
Kim Jong-Il memiliki empat istri, yaitu Song Hye-rim, seorang artis Korea Utara terkenal; Kim Young-suk; Ko Young-hee, artis penari etnis Korea kelahiran Jepang; dan Kim Ok. Kim Jong-Il memiliki empat orang anak, yaitu Kim Jong Nam (dari Song Hye-rim), Kim Sul-song (dari Kim Young-suk), serta Kim Jong Chul dan Kim Jong Un (keduanya dari Ko Young-hee).
3.
Fidel Castro (Kuba)

Menjelang hari ulang tahunnya ke-80 yang jatuh pada
13 Agustus 2006, ia menyerahkan tampuk kepemimpinannya untuk sementara waktu kepada adiknya. Praktis,
Raúl merangkap jabatan, yakni sebagai
Presiden Kuba dan Menteri Pertahanan Kuba. Penyerahan kekuasaan ini merupakan pertama kali sejak ia memerintah Kuba pada 1959. Castro juga meminta perayaan ulang tahunnya yang ke-80 ditunda sampai
2 Desember 2006. Padahal, pesta meriah selama empat hari di jalan-jalan utama Havana sudah disiapkan, termasuk konser megah dari musisi dan penyanyi
Amerika Latin. Kesehatan Castro sempat menurun setelah jatuh ketika berpidato pada
2004. Waktu itu, lutut kiri dan lengan kanannya terluka. Pada
19 Februari 2008, lima hari sebelum mandatnya berakhir, Castro menyatakan tidak akan mencalonkan diri maupun menerima masa bakti baru sebagai presiden atau komandan angkatan bersenjata Kuba. Jabatannya digantikan oleh adiknya,
Raul Castro.
4.
Vladimir Vladimirovich Putin (Rusia)
Влади́мир Влади́мирович Пу́тин
Boris Yeltsin menyatakan Vladimir Putin kepada seluruh rakyat Rusia dengan berkata bahwa "Dia dapat mengulangi kejayaan Rusia yang baru pada abad 21". Sergei Stepashin, pejabat yang digantikannya mengatakan bahwa dia seorang yang jujur. Mantan
presiden Amerika Serikat Bill Clinton mengatakan dia mampu untuk menjadikan Rusia sebagai negara yang berprospek dan kuat. Sedangkan mantan presiden Uni Soviet
Mikhail Gorbachev ketika bertemu dengan Putin pada bulan Agustus 2000 memastikan dia tidak akan merusak Demokrasi Rusia.
Terlepas dari itu semua, Putin memang bermaksud mengembalikan kejayaan Rusia yang masih dirindukan rakyat Rusia pada masa Uni Soviet. Dia mengganti lagu kebangsaan Rusia pada masa Yeltsin, "Patriotiskaya Pesn", atau lagu patriotik yang tanpa lirik dengan menggunakan lagu kebangsaan Uni Soviet "
Gimn Sovetskogo Soyuza" Hymne Uni Soviet dengan mengganti liriknya menjadi "
Gimn Rossiyskaya Federatsiya" atau Hymne Federasi Rusia dengan memakai aransemen musik pada masa Uni Soviet, Aleksander V. Aleksandrov (selengkapnya dapat dilihat pada
Lagu Kebangsaan Rusia), menahan pengusaha miyak
Yukos Mikahil Khodorovsky dan menjual sahamnya, serta perlahan lahan menasionalisasikan perusahaan. Beberapa media baik nasional Rusia maupun internasional menyebutkan bahwa Putin secara perlahan lahan memusatkan kekuasaannya di
Kremlin sebagaimana Uni Soviet dahulu. Salah satu langkahnya dapat dibaca dari pernyataannya dengan mengatakan bahwa kejatuhan Uni Soviet adalah sebuah tragedi nasional.
5.
Hugo Chavez (Venezuela)

Satu dekade sebelum melakukan kudeta, Hugo Chavez membentuk sebuah gerakan bersama kelompok perwira militer bernama Simon Bolivar (Bapak Kemerdekaan Amerika Latin). Kebijakan Presiden Carlos Andres Perez menaikkan harga bensin dan pengetatan pinggang yang menuai protes dari massa rakyat sepertinya tepat kalau “alat” itu segera digunakan. Terlebih, setelah memperhatikan kerusuhan selama tiga hari (27 Februari 1989). Ratusan orang tewas. Banyak jenazah tetap tak teridentifikasi dalam sebuah makam.
Seperti tak bisa ditunda lagi, Letkol Hugo Chavez memimpin sekitar 5.000 tentara untuk melakukan kudeta berdarah pada 4 Februari 1992 meskipun menuai kegagalan. Revolusi bulan Februari oleh Gerakan Revolusioner Bolivarian menelan korban jiwa 18 tewas serta 60 orang lainnya cedera. Chavez kemudian menyerahkan diri. Ia kemudian mendekam di penjara militer saat para koleganya berupaya kembali merebut kekuasaan sembilan bulan kemudian.
6.
Hu Jin Tao (China)
Tahun 1988, Hu ditunjuk sebagai Sekretaris PKT Tibet. Inilah jabatan yang menambah kontroversi dalam kariernya yang sebelumnya sangat tenang dan efisien. Kerusuhan muncul di Tibet sebelum ia tiba di Lhasa. Bulan
Maret 1988 terjadi demonstrasi besar yang kemudian ditumpas dengan kekerasan. Undang-undang Darurat diberlakukan, kemudian menjadi preseden yang diberlakukan di Beijing dalam menghadapi gerakan pro-demokrasi di Lapangan
Tiananmen.
Sejak itu tak pernah ada kata kompromi atas setiap aksi yang hendak memisahkan Tibet dari Cina, sehingga ia dianggap bertanggung jawab atas kematian
Lama Panchen (pemimpin spiritual tertinggi kedua di Tibet). Namanya juga tersangkut dalam kasus Tiananmen yang menewaskan 218 warga sipil dan 23 tentara serta 7.000 orang terluka pada awal
1989.
Tahun
1990, dia menghabiskan waktunya di
Beijing dan terpilih untuk mengatur persiapan penyelenggaraan Kongres PKT ke-14 (
1992). Kongres ini menjadi penting sebagai pengatur transisi kekuasaan kepemimpinan pasca Deng Xiaoping. Dalam kongres itulah, Deng Xiaoping mempromosikan Hu Jintao dari sekretaris partai provinsi memasuki ruang kekuasaan sebagai “kader lintas generasi”
7. Bokir ( Batavia )
)'...
""dari pada ga nyayur..""
0 komentar: